Aktor Lokal, I Love
You!
Berhadapan
dengan sinar dari layar laptop tua miliknya, yura hanya bisa memandang wajah
dewa impiannya di google. Yura adalah gadis 18 tahun yang tinggal bersama
bibinya di keramaian kota yang terkenal akan kemacetannya. Sembari menatap
wajah aktor lokal yang jadi idolanya itu, Yura pun berharap dia bisa satu
sekolah dengannya, bisa menatap wajahnya secara langsung dan bisa tau lebih
banyak tentangnya. Braaakkkkk, khayalan yura pun ambruk saat bibi menyuruhnya
untuk tidur karena sudah jam 11.00 malam. Yura mengiyakan dan mencium layar
laptopnya mengatakan selamat malam pada aktor lokal itu.
Mentari
pagi menyinari wajah gelap Yura, dan dia pun beranjak untuk pergi ke
sekolahnya. Tiba di depan gerbang sekolah mewahnya, Yura menghirup udara
layaknya akting yang dilakukan aktor lokal idolanya di salah satu film yang
dimainkannya. Benar, yura sekolah di sekolah yang sangat elite di kotanya,
bukan karena kaya atau anak pejabat, tapi yura mendapat beasiswa atas
prestasinya. Yura menginjakkan kakinya dan berjalan ke kelasnya, kelas 3-A.
Yura menuju tempat duduknya, bukan di belakang tapi tepat di depan, di hadapan
meja guru.
Rio’s.....
panggil seorang pria pada Yura, dan sontak saja yura menoleh ke arahnya. “Apa
celana dalammu ada gambar Marionya hari ini?” ucapan itu memecah keheningan
yang ada di kelas yura. Semua siswa tertawa mengejek yura, “Apa-apaan sih
kalian, seneng banget ngeledekin orang udah belajar sana!” bentak Yura pada
tean-temannya. Teman-temannya pun berhenti tertawa dan kembali belajar. Benar, Rio’s adalah julukan yang diberikan
pada yura karena nama fans dari aktor lokal idolanya adalah Rio’s.
Tetttt...tettt...tettt
bel masuk kelas pun berbunyi dan semua siswa duduk di tempatnya masing-masing.
Hentakan kaki terdengar dari luar kelas yura, dan yura pun mengeluarkan
bukunya. Bu hana pun masuk dan mengucapkan selamat pagi pada semua siswa. Tapi
bu hana mengatakan bahwa ada murid pindahan yang akan sekolah di sini dan masuk
di kelas 3-A. Semua siswa tak peduli dan sibuk dengan buku mereka. “Selamat pagi
semua.” Suara lantang itu tiba-tiba membuat semua mata tertuju pada murid
pindahan yang akan memperkenalkan diri itu. Mata yura yang tadinya membaca buku biologi langsung mengarahkan
pandangannya ke murid pindahan itu. “Mario David Keyness” perhatian pun kini
mengarah pada yura yang berteriak menyebut nama itu.
Kini
giliran bu hana yang menyudahi keributan kecil itu. Bu hana memperkenalkan
murid pindahan pada semua siswa yang ada di sana, “Anak-anak ini Mario David
Keyness murid pindahan dari Gangnam, kalian juga pasti tau siapa dia. Dia ini
aktor muda yang penuh bakat, yang sudah meraih puluhan penghargaan. Mulai hari
ini, dia akan sekolah disini jadi ibu harap kalian menerimanya dengan baik
ya!” Mario pun menyambung ucapan bu
hana, “Aku harap kalian bisa berteman denganku, terimakasih.” Mario pun duduk
di samping kiri tempat duduk yura. Bu hana meniggalkan ruangan, dan kelas yang
awalnya hening berubah menjadi suasana pasar alias berisik. Semua siswa
menghampiri Mario karena sangat tak percaya kalau mereka ada di kelas yang sama
dengan aktor lokal yang sangat erbakat itu.
Sudah
hampir setengah jam, kerumunan masih mengganggu Mario. Sampai seorang siswa
berteriak, “Yura akhirnya dewa pujaanmu ada disini, ap kau tak akan menujanya
seperti apa yang kau lakukan biasanya?” semua kelas melihat ke arah yura,
termasuk Mario. Yura hanya menunduk bahagia, masih tak bisa mempercayai kalau
yang selama ini di idolakan ada di depan matanya, Mario pun tersenyum manis
melihat ke arah yura. Bel istrahat berbunyi, dan semua siswa berhamburan menuju
kantin tapi tidak dengan yura yang dari tadi hanya duduk dan tak bisa berhenti
menatap Mario. Mario langsung melayangkan tangannya ke yura
dan memperkenalkan dirinya. “Aku tahu semua tentangmu, kau lahir di London, 7 Agustus
1997, kau anak bungsu dari tiga bersaudara dan kakak-kakakmu adalah perempuan
semua, golongan darahmu B, zodiakmu Leo, kau mulai akting sejka umurmu 10
tahun, kau pernah berfoto dengan Jackie Chan.” Mulut yura yang hanya nyeroscos
bicara ditutup dengan tangan halus Mario.
“Rio’s
apakah kamu Rio’s? Tanya mario pada yura. Tentu saja aku sangat mencintaimu aku
Rio’s! Sambung yura dengan wajah yang sangat gembira. Yura dan mario pun
berbicara satu sama lain dan mereka langsung sangat akrab dalam waktu kurang
dari setengah jam. Semua teman kelas memperhatikan mereka berdua dan meledek
yura bahwa akhirnya mimpi yura jadi kenyataan. Tapi yura tak mempedulikan dan
hanya memfokuskan pandangannya pada Mario. Pukul 2.00 siang dan mereka akhirnya
pulang, yura menuju gerbang sekolah bersama Mario dan mengatakan sampai jumpa
besok padanya. Mereka berpisah di gerbang sekolah sambil melambaikan tangan
satu sama lain.
Kelas
pun dimulai lagi, yura dan mario jadi semakin dekat saja. Yura membuatkan mario
makanan kesukaannya yaitu sushi. Mario sangat menyukainya dan mereka tertawa
bersama, mario juga menyuapi yura dengan makanan yang dibawanya. Mario mengajak
yura untuk pergi ke bioskop nanti sore untuk menonton film kesukaan mereka.
Yura tanpa berkedip tentu saja mengiyakan ajakan Mario. Jam menunjukkan pukul
6.00 sore, yura menunggu mario di depan bioskop mewah di kotanya. Setengah jam
menunggu, akhirnya Mario pun datang. Mario minta maaf pada yura dan mereka
pergi ke dalam untuk nonton bersama.
Pagi
itu, adalah hari senin dimana siswa seharusnya menyetor tugas bahasa inggris
mereka. Tapi aktor lokal, Mario tidak membuat tugasnya. Yura melihat itu dan
dia pun mengaku tak membuat tugas juga, dan akhirnya yura dan mario dihukum
untuk berdiri di depan kelas. Yura bukannya merasa malu tapi dia sangat
bahagia, dan memberikan senyum pada mario yang ada di sampingnya.
Kringgg-kriiiing bel istirahat berbunyi, akhirnya hukuman yura dan mario
berakhir. Mario langsung menarik tangan yura dan mengajaknya pergi ke taman
sekolah. Mereka duduk berdua, dan mario
tiba-tiba memberikan yura sebuah ikat rambut yang sangat indah, bertuliskan
“Mario” yura sangat-sangat-sangat senang karena dapat hadiah dari seorang yang
selama ini dia idolakan. Mario mengatakan kalau dia ingin hubungannya dengan
yura jadi lebih dari sekedar berteman. “Maukah kamu menjadi cinta monyetku? Aku
tak tau kenapa,tapi aku benar-benar suka dengan sikapmu,walaupun kamu nggak
cantik tapi aku suka kamu! Jadi gimana sama kamu yura?”
Yura
tiba-tiba menjadi patung dan membisu, jelas saja dia tak percaya kalau idolanya
menyatakan perasaan padanya yang hanya gadis biasa. “Kenapa aku? Aku bukan
gadis cantik, aku hanya fans kamu. Kalau kamu jadi pacarku, gimana dengan
karirmu, paparrazi, netizen dan semua fansmu,
mereka pasti akan membuatmu tenggelam dengan karirmu. Aku hanyalah tanah
dan kamu adalah langit,jarak antara kita sangatlah jauh Mario!” Mario menutup
bibir yura dengan tangan super halusnya dan mengatakan “tak apa, aku bisa
menangani mereka semua, aku hanya ingin mengenal kamu lebih jauh. Aku hanya
ingin seperti anak SMA normal yang setidaknya bisa memiliki seseorang untuk
digandeng tangannya, mengerti aku dan segalanya tentang diriku. Baiklah,kalau
kamu mau memakai ikat rambut itu, aku anggap kamu mau nerima aku tapi kalau
kamu nolak aku, buang saja ikat rambut itu.” Tangan yura menjadi dingin, dan
dia pun sudah tau apa yang akan dia lakukan. Tangannya meraih ikat rambut Mario
dan seolah-olah akan membuangnya, tapi.................... yura memberikannya
pada Mario dan menyuruhnya untuk memakaikannya di rambutnya yang bergelombang
itu. Mario sangat senang dan tentu itu bisa terlihat dari ekspresi di wajahnya.
Mario pun mengikatkan rambut yura dengan ikat rambut yang diberikannya.
Mata
dua sejoli itu langsung bertatapan, dan memberikan senyum manis mereka satu
sama lain. Mario mendekatkn tubuhnya ke arah yura, seolah akan melakukan adegan
yang pernah dibintanginya di film berjudul I Miss You. Tapi yura
menghentikannya dan memukul kepala Mario dan mengatakan bahwa ini adalah
sekolah bukan tempat untuk berciuman Mario! Oopssss, wajah Mario memerah
seketika dan dia tertawa. “Sekarang tanggal 1 Agustus, aku dan yura resmi
pacaran. Semoga hubungan yang aku anggap cinta monyet ini bisa berlangsung
sangat lama............ Mario dan yura
sangat senang, mereka tersenyum bersama, dan melewati hari-hari mereka di
sekolah bersama dan menjadi pasangan yang sangat romantis.
“Aku
tak tau, apa yang akan terjadi di depan sana. Tapi aku hanya akan menjalani apa
yang terjadi saat ini. Aku tak tahu apa hubungan ini pantas disebut cinta
monyet karena usia kami sudah menginjak 18 tahun, tapi Mario menyebutnya
begitu. Aku menganggap aktor lokal yang ku idolakan adalah ruang angkasa yang
sangat jauh, hingga aku tak bisa menggapainya. Aku tak menyangka aktor lokal
yang selama ini hanya ada di imajinasiku kini benar-benar ada dalam kehidupan
nyataku. Tapi satu hal yang benar-benar bisa kupastikan, Aktor Lokal I love
You!
***